BAPAK PENJUAL AMPLOP

Sunday, July 14, 2013

Mungkin artikel ini adalah salah satu kisah nyata tentang potret kehidupan ekonomi di negara kita ini. Sobat kisah ini saya kutip dari sebuah halaman di Facebook dan memang kisah ini nyata adanya, karena kejadian ini sumbernya di bandung serta kebetulan saya sendiri tinggal di bandung jadi ingin membuktikan cerita ini dengan menuju ke sumber lokasi tempat tokoh cerita ini di sebutkan dan ternyata Memang True Story. Bila sobat yang kebetulan ada di bandung sobat bisa mampir ke Daerah Kampus ITB ( JL. Ganesha ) tiap hari jumat bapa yng ada di dalam tokoh ini ada. Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat, saya selalu melihat seorang bapak tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas di lihat, barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget, umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, mainan anak”, sepatu dan barang-barang aksesoris lainnya.

Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun bapak itu tetap menjual amplop. Mungkin bapak itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat. Kehadiran bapak tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran bapak tua itu. Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat bapak tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut.

Yach, sekedar ingin membantu bapak itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri bapak tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkusan plastik itu; “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Astaga, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi bapak tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya. Bapak itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak. Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Bapak itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp 7.500. “Bapak cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si bapak tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, bapak tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan.

Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi. Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat bapak tua itu untuk membeli makan siang. Si bapak tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di facebook yang bunyinya begini : “bapak-bapak tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi.Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap.”. Si bapak tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka semoga saja perbuatan baik kita dapat berbuah menjadi suatu akibat yang baik pula, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.

Dalam pandangan saya bapak tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si bapak tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu. Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si bapak tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si bapak tua. Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si bapak tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.

Artikel copas
Sumber : unknown

The Ferrari F50 is Beautifully Engineered

Sunday, March 10, 2013




Popular opinion of the F50 is that it sucked as a road car and was a disappointment. J. Clarkson can go fuck himself in this case — it is a beautiful machine.
 
In its early days, over 50 years ago, Ferrari built cars which could be used, with only a few minor alterations, for Formula 1 or Sportscar events or everyday on the street. However, as Formula 1 cars evolved, it became impossible for someone who was not a team driver or a collector capable of passing a series of private tests on the track, to take the wheel of a racing Ferrari. Ferrari decided to again give all its clients the chance for this experience. The F50 was the response to this technological challenge. Thanks to the research made possible by Ferrari’s vast experience in this field, producing over 45 racing models and over 120 GT and Sports models, the F50 was built to the same tolerances and with the same integrity as a Formula 1 car. The carbonfiber monocoque that enclosed the aeronautical rubber fuel tank, the V12 engine that acted as a load-bearing structure for the transaxle-rear suspension assembly, the pushrod suspension, and separate hand-braking system are formed on the basic principles of a racing car projected into the dimension of normal, safe use in all situations. The result was a car with a specific power output of 109 HP/litre and an extraordinary chassis that combined unbeatable performance with exact handling and ultimate safety even in unexpected or extraordinary circumstances.

Chassis:
The chassis of the F50 was made entirely of carbon fibre, weighing 225 lbs and offering a torsional rigidity of 25,677 lbs-ft/°. Like a Formula 1 car, occupants sat in the central tub formed by the chassis, and the aeronautical rubber fuel cell was located in a protected position between the passenger tub and the engine and rear suspension. The result was in advanced driving position, with a front to rear weight distribution of 42:58. A load-bearing element, the F50’s engine acted as a support for the suspension, rear bumper and bodywork elements. To guarantee perfect suspension operation, the engine-transaxle assembly was rigidly attached to the chassis.

Engine:
In keeping with its brief as a Formula 1 car for the street, the F50 employed a naturally aspirated 4.7 liter narrow V12. The block was in nodular cast iron with Nikasil-coated liners. The seven main tri-metallic-bearing crank shaft was propelled by Mahle-forged aluminun pistons via titanium Ti6al4V alloy connecting rods.
The cylinder head had five radial valves per cylinder. This is an ideal solution for engines capable of high speeds that close valves pneumatically. The five valves (three intake and two exhaust) were smaller and therefore the flutter speed was raised above 10.000 RPM.

Suspension:
The length of the locating arms was chosen to keep track and camber changes to a minimum. The front and rear suspension had wishbones and reaction arms that act on spring and damper by way of a push-rod system. The dampers were specially developed by Bilstein. To guarantee the setup and maximum precision in wheel movement over the ground, all the joints linking the suspension to the chassis were rigid, as they are on racing cars.

Brakes:
Racing achieved its most extraordinary progress in the field of braking. The F50 offered the braking of a racing car with a system designed in cooperation with Brembo to incorporate four cast iron discs splined directly on the aluminum hub. The calipers were in alumimium with four large ground cylinders, like those used on Formula 1. The braking system was sized so that it would not need servo-assistance or ABS.

Galeri Team WSBK Alstare Ducati, 2013

Tampak Atas


 Tampak Samping


Tampak Belakang


 Tampak Depan


Suspensi Ohlins TTX

MotoGP : Time Line Ducati Desmosedici


  • 2002 – Proyek pengembangan Desmosedici dimulai
  • 2002 – Capirossi & Bayliss di plot menjadi pengembang Desmosedici
  • 2003 – Desmosedici GP3 rolling
  • 2003 – Desmosedici GP3 : 990cc L4 – Trellis frame
  • 2003 – Rider : Capirossi – Bayliss
  • 2003 – Race day : 1 kemengan + 9 podium
  • 2004 – Desmosedici GP4 rolling
  • 2004 - Desmosedici GP5 : 990cc L4 – Trellis frame
  • 2004 – Tidak ada perkembangan berarti
  • 2004 – Fokus di ducati Corse ada di WSBK dan pengembangan SBK 999
  • 2004 – Rider : Capirossi – Bayliss
  • 2004 – Race day : 3 podium
  • 2005 – Desmosedici Gp5 rolling
  • 2005 - Desmosedici GP5 : 990cc L4 – Trellis frame
  • 2005 – Tidak ada pengembangan berarti
  • 2005 – Rider : Capirossi – Checa
  • 2005 – Raceday : 2 kemenangan + 3 podium
  • 2006 – Desmosedici GP6 rolling
  • 2006 - Desmosedici GP5 : 990cc L4 – Trellis frame
  • 2006 – Program Desmosedici RR dimulai
  • 2006 – Rider : Capirossi – Gibernau – Bayliss
  • 2006 – Raceday : 4 kemengan + 5 podium
  • 2007 - Proyek pengembangan Desmosedici  Gp7 800 dimulai
  • 2007 – Loris Cappirossi  di plot sebagai pengembang Desmosedici GP7
  • 2007 – Casey Stoner Datang dari LCR Honda
  • 2007 – Desmosedici GP7 – 800cc L4 -Trellis Frame 
  • 2007 – Rider : Capirossi – Stoner
  • 2007 – Race day : 11 kemengangan + 8 podium 
  • 2007 – Juara dunia Pembalap + Konstruktor 2007
  • 2008 – Desmosedici Gp8 rolling
  • 2008 – Desmosedici GP8 – 800cc L4 – Trellis Frame
  • 2008 – Stoner Sebagai Pengembang Desmosedici GP8 onward
  • 2008 – Rider : Stoner – Melandri
  • 2008 – Race day : 6 kemengangan + 5 podium
  • 2009 – Desmosedici Gp9 Frameless Rolling
  • 2009 – Stoner & Bayliss menjadi pengembang Desmosedici Gp9
  • 2009 - Desmosedici GP9 – 800cc L4 – Frameless “monocoque”
  • 2009 – Desmosedici GPp dikembangkan Pararel dengan generasi Superbike Ducati (kelak panigale)
  • 2009 – Rider : Stoner – Hayden
  • 2009 – Race day : 4 kemengangan + 5 podium
  • 2010 – Desmosedici Gp10 Rolling
  • 2010 – Stoner & Hayden menjadi pengembang Desmosedici Gp10
  • 2010 – Stoner tidak menyukai frame Monocoque 
  • 2010 – Stoner memutuskan hijrah ke honda 
  • 2010 – Rider : Stoner – Hayden
  • 2010 – Race day : 3 kemengangan + 7 podium 
  • 2011 – Desmosedici Gp11 Rolling
  • 2011 – Valentino Rossi bergabung ke ducati Corse
  • 2011 – Valentino Rossi menjadi pengembang utama Desmosedici Gp10
  • 2011 – Gp11 = Gp10 merupakan edisi terakhir Desmosedici Gp800
  • 2011 – Rossi tidak menyukai frame Monocoque 
  • 2011 – Ducati Fokus mengembangkan Desmosedici 1000cc
  • 2011 – Ducati Gp12, Ducati Gp Zerom & Ducati Phoenix di uji coba
  • 2011 – pertama kalinya dalam sejarah balap, motor WSBK (1199 Checa) lebih cepat dibandingkan Demsosedici Gp11
  • 2011 – Rossi meminta Ducati menggunakan frame Twinspar 
  • 2011 – Race day : 2 podium
  • 2012 – Desmosedici Gp12 Rolling
  • 2012 – Valentino Rossi dan Carlos Checa dilibatkan dalam pengembangan Desmosedici Gp12
  • 2012 – Ducati diambil alih oleh AUDI-VW Group  - (Lamborghini)
  • 2012 – Rossi memutuskan mudik ke Yamaha
  • 2012 – Pengembangan Desmosedici kehilangan arah
  • 2012 – Race day : 2 podium 
  • 2012 – Filipo Preziozi di lengserkan diganti Gobeimer dari BMW 
  • 2012 – Andrea Dovizioso, Andrea Ianonne dan Ben Spies Bergabung ke Ducati
  • 2013 – Desmosedici GP13 rolling
  • 2013 – Hayden sebagai pengembang utama Desmosedici
  • 2013 – Ducati Corse memegang penuh tim MotoGP ( Ducati Corse + Pramac Ducati)
  • 2013 – Rider : Hayden, Dovizioso, Iannone dan Spies

Awas, Geng Motor Asing

Thursday, December 27, 2012

No Hoax, Geng motor Australia memang identik dengan kriminal !!
Geng motor seperti Hells Angels, 1%er, Mongol MC, Bandidos dan kebanyakan outlaw biker asal Amerika, pada umumnya mereka transit ke Australia sebelum menyebrang ke negara sekitar, khususnya New Zealand dan surprise" akhirnya di Indonesia, menurut info yg beredar mereka sekarang sedang melakukan perekrutan member untuk membangun jaringan perdagangan narkoba dan penyelundupan manusia. Berbeda dengan geng motor di Indonesia yang identik dengan tawuran atau ngerampok warung :D, mereka memang merupakan organisasi terorganisir, mulai dari Criminal Activities Racketeering, Drug Trafficking, Arms Trafficking, Extortion, Money Laundering, Murder & Prostitution.



Apa yang mereka lakukan ini jelas berbeda dengan yang ada di Indonesia. Kalo di Indonesia tampilan sangar mereka hanya di hari Sabtu - Minggu pagi, tapi pas hari Senin - Jumat berubah total. Soalnya mereka sebenarnya adalah orang orang baik hanya saja mereka kebayakan penggemar “Chopper Life Style”, dan sebutannya pun “CLUB MOTOR”, tapi kalo dibandingkan dengan Geng Motor model Hells Angels ? Sabtu Minggu mereka berdandan santai, Senen - Jumat mereka nenteng Shotgun.. Hehehe kebayakan nenteng Shotgunnya daripada santainya.

Semua pihak terutama Polri, diminta untuk mewaspadai masuknya Geng Motor asal Australia ini, karena akan sangat berbahaya jika mereka berkeliaran disini.


Berikut adalah daftar musuh" Hells Angels :

1. Mongols MC


2. Outlaws MC


3. Bandidos MC


4. Vagos a.k.a Green Nation


5. Pagans MC


Sumber : www.indobikermags.com

Permasalahan Maps di iOS 6

Sunday, December 23, 2012

Kritik yang paling banyak dan paling pedas yg diberikan oleh para pengguna Apple, datang dari aplikasi peta digital Apple Maps. Apple memutuskan untuk membuang Google Maps di iOS 6, dan membuat peta digital sendiri.

Apple Maps terbukti belum seakurat Google Maps. Data yang ditampilkan merupakan data lama sehingga banyak lokasi atau bangunan baru yang belum terdaftar dan ketika digunakan untuk memandu perjalanan, tak jarang Apple Maps memberi rute yang salah. Bahkan, perspektif 3D pada Apple Maps menampilkan wujud bangunan yang aneh. Ada bangunan yang tampak seperti runtuh atau meleleh. Tapi setelah para pengguna mengupdate iOS versi yg terbaru yaitu iOS 6.0.1 permasalahan itu sedikit terobati tapi tetep saja data" bangunannya seperti telat 2-3 tahun.

Mari kita buktikan

I. Screenshot pertama menggunakan Apple Maps yg berlokasi di Jalan Jendral Sudirman Modern Cikokol - Tangerang (Perguruan Tinggi Raharja) pengambilan gambar dilakukan secara bersama" yaitu tanggal 23 December 2012 sekitar pukul 14.00 WIB

*klik aja untuk memperbesar

Screenshot selanjutnya menggunakan Google Maps yg berlokasi sama


Terlihat banyak sekali perbedaan yaitu :

1. Tepat didepan gedung STMIK Raharja adalah sebuah Mall yg sebenarnya sudah berdiri megah (TangCity Mall) tapi ketika dilihat dr Apple Maps gedung itu masih berbentuk tanah atau masih dalam pengerjaan proyekAduhh

2. Disamping gedung STMIK Raharja ada sebuah danau buatan, dan disamping danau itu ketika dilihat dr Apple Maps masih hijau dan asri, lalu semua berubah ketika negara api menyerang ehh salah smua berubah ketika dilihat dr Google Maps :D . Pepohonan yg hijau dan asri itu sudah ditebang dan hanya tersisa debu dan tanah, ehm pantes Tangerang makin lama makin puanass. Dan masih banyak lagi, silahkan dicari perbedaannya.

II. Screenshot kedua menggunakan Apple Maps yg berlokasi di Jalan Prambanan Raya - Tangerang (Terminal Cibodas Baru) ehm dibilang terminal juga, kayanya gk cocok soalnya disitu cuma ada Bus 104 jurusan Perumnas Tangerang - Grogol Jakarta dan waktu pengambilan gambar sama seperti screenshot diatas.


Screenshot selanjutnya menggunakan Google Maps yg berlokasi sama.


Disini Apple Maps terjadi masalah dalam menampilkan gambar, seperti yg dilihat ada warna abu" yg menemplok digambar, sedangkan di Google Maps gambar terlihat jelas dan tidak terjadi kerusakan.

III. Screenshot Ketiga berlokasi di sekitar Perumnas 2 dan 3 dan permasalahannya sama yaitu gambar yg diberikan Apple Maps tidak jelas dan berwarna abu".


Versi Google Maps


Ehmm sepertinya Tim Cook harus segera menyelesaikan masalah ini dan tidak heran ada seorang bule yg tersasar digurun Australia hanya karena menggunakan aplikasi maps bawaan Apple ini. Namun hal ini sudah tidak menjadi masalah karena Google Maps sudah dapat diunduh ke semua perangkat iOS 6, namun sekali lagi, pengguna Apple yg ada di Indonesia harus menelan pil pahit karena aplikasi itu belum tersedia di iTunes Store khusus Indonesia, salah satu cara supaya bisa mendownload aplikasi itu hanya dengan mengganti Apple id dan menyetelnya sebagai id orang US, ehmm sedikit merepotkan apalagi untuk membuat Apple id US sekarang sudah susah.

Santa Clause aja ampe kaya gini nih, gara" make Apple Maps :D

Seminar IT "ilmuti"

Saturday, December 15, 2012

IT PRENEUR & INTERNET BUSINESS STRATEGY

Seminar #1 : (Jam 08.00 s.d 10.00)
Forex Online Trading 

Seminar #2: (Jam. 10.00 s.d 12.00)
IT Preneur & Motivation


Seminar #3: (Jam. 13.00 s.d 15.00)
Internet Business Strategy & SEO


Seminar #4: (Jam 15.00 s.d 17.00)
Live Demo

Membangun Toko Online


Fasilitas :
 

1 Link Partner Seminar (include 3 link)
2 DVD Collection (setara 12 cd paket bisnis)
4 Sertifikat
(ambil ditempat)
8 Jam
Seminar (diluar istirahat & registrasi)
Snack, Lunch, Drink, Bag, Notes, Pen, Stiker, Pin dan Doorprise Bernilai Jutaan Rupiah

Pelaksanaan :
Minggu, 16 Desember 2012
Pukul 08.00 WIB s.d 17.00 WIB

Tempat :
Gedung Nyi Mas Melati Kota Tangerang
Jl. Jend. Ahmad Yani No.9, Kota Tangerang. 



Tiket Seminar
Tanggalnya cantik, 12-12-2012